PEKANBARU - Disaat anggaran yang sedang mengalami defisit, pemerintah diharapkan mampu lebih teliti dalam menggunakan dana APBD, terlebih hanya untuk renovasi WC DPRD Riau yang nilainya mencapai Rp.1 Miliar.
Hal tersebut dikatakan ketua Lembaga Investigasi Riau (LIR) Herman L kepada GardaRiau, Minggu (14/08/2016).
"Provinsi Riau seharusnya lebih teliti dalam penggunaan APBD, apalagi tahun ini semua pemda/pemkab atau povinsi sedang mengalami defisit," ujarnya.
Dijelaskannya, renovasi yang bernilai miliaran tersebut terkesan hanya menghamburkan uang saja, padahal masih banyak pekerjaan rumah provinsi Riau yang belum menyentuh masyarakat.
Pihaknya berharap, gubernur harus hati-hati dalam penggunaan dana APBD. "Gubernur Riau harus lebih berhati-hati dalam menggunakan uang rakyat, jangan sampai gara-gara WC tersebut, yang lain terabaikan," harapnya.
Secara terpisah, Wakil Ketua Komisi C DPRD Riau H. Musyaffak meminta proyek tersebut tidak dikerjakan asal jadi.
"Wah, besar juga anggarannya, ya. Tapi saya rasa masih wajar kalau untuk semua WC di DPRD Riau. Apalagi memang keadaannya selama ini rusak-rusak dan bau, wajar direnovasi. Namun dengan angka segitu, tidak wajar kalau hasilnya jelek," kata Musyaffak, Sabtu (13/8/2016) dilansir dari goriau.com.
Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPW PAN Riau ini mengatakan, sepanjang yang dilihat dari hasil kerja masih kurang memuaskan. Seperti kamar mandi yang berada di ruang Komisi C. Sebelumnya kondisinya masih mendingan, tapi setelah renovasi malah air sering tergenang.
"Airnya tergenang, padahal biasanya lancar. Inikan harus diperbaiki, bisa-bisa terpleset pula nanti kita lagi di sana. Terlebih saat ambil wudhu, harusnya kaki kita bersih karena mau sholat, tapi kalau genangan air jadi terkesan tak bersih," lanjutnya.
Ia meminta agar proyek yang dikerjakan dari uang rakyat dilakukan serius, sehingga tidak mubazir. "Kalau renovasi tambah rusak sama saja tidak ada manfaat. Tapi kalau kerja oke, kami kira tidak ada masalah," ucap dia.
Sebelumnya, Kepala Subbag Perlengkapan Sekretariat DPRD Riau Khairul Fami yang bertindak sebagai PPTK renovasi kamar mandi ini mengaku proyek tersebut sudah dilakukan perencanaan sejak 2014 lalu. Ia menyangkal ada masalah dengan proyek tersebut.
"Itu masanya 2014 lalu sebelum saya jadi Kasubbag sudah direncanakan, zaman Sekwan pak Zul Kadir. Kalau kami ikuti rencana awal, memang banyak masalah. Kalau sekarang mana ada mark-up, lihat saja sendiri," tanggapnya dengan kesal.
Proyek dibawah kordinasi Sekretariat Dewan ini ditanggapi beragam banyak pihak. Pasalnya dengan anggaran sebesar itu angka yang cukup besar, padahal masih banyak kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, seperti pembangunan infrastruktur.
"Ini jalan tak usah jauh-jauh, di Pekanbaru banyak berlubang. Lihat Jalan Garuda Sakti, itu punya urusan provinsi, tak diperbaiki sampai saat ini, malah ngurus WC dewan. Memang mau tidur di WC dewan tu, bikin nyaman," kata Helmizar, salah seorang warga Pekanbaru.(red)
Tags:
Ekonomi